Memetik Ketauladanan Nabi Muhammad SAW untuk Karakter Generasi Millenial

Maulid Nabi Muhammad SAW

bersama : Ustadz Muhammad Iflih



       Maulid Nabi Muhammad ﷺ kadang-kadang Maulid Nabi atau Maulud saja (Arabمولد النبي‎Mawlid an-Nabī), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad ﷺ, yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad ﷺ wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.
    Menurut keterangan dari al-Maqrizy dalam kitabnya yang berjudul al Khathat, perayaan Maulid dimulai ketika zaman Daulah Fatimiyah syiah di Mesir. Mereka membuat banyak acara perayaan Maulid, seperti Maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Maulid 'Ali bin Abi Thalib, maulid Fatimah binti 'Ali, hingga maulid Hasan bin 'Ali dan Husain bin 'Ali. Bani Fatimiyah ini berkuasa sekitar abad 4 H.[2] Hal inilah yang menyebabkan kalangan Ulama seperti Tajuddin al Fakihani dan as Sakhawi, murid Imam Nawawi, berfatwa bahwa perayaan Maulid adalah bid'ah tercela[3]

Sedangkan menurut sumber lain Maulid dikembangkan oleh Abul al-Abbas al-Azafi[4]

Para ahli sejarah, seperti Ibn Khallikan, Sibth Ibn Al-Jauzi, Ibn Kathir, Al-Hafizh Al-Sakhawi, Al-Hafizh Al-Suyuthi dan lainnya telah sepakat menyatakan bahwa orang yang pertama kali mengadakan peringatan maulid adalah Sultan Al-Muzhaffar. Namun juga terdapat pihak lain yang mengatakan bahwa Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah orang yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi. Sultan Salahuddin pada kala itu membuat perayaan Maulid dengan tujuan membangkitkan semangat umat islam yang telah padam untuk kembali berjihad dalam membela islam pada masa Perang Salib.

Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni rahimahullah mengatakan,

صَلَاحِ الدِّينِ الَّذِي فَتَحَ مِصْرَ ؛ فَأَزَالَ عَنْهَا دَعْوَةَ العبيديين مِنْ الْقَرَامِطَةِ الْبَاطِنِيَّةِ وَأَظْهَرَ فِيهَا شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ

Artinya:

Sholahuddin-lah yang menaklukkan Mesir. Dia menghapus dakwah ‘Ubaidiyyun yang menganut aliran Qoromithoh Bathiniyyah (aliran yang jelas sesatnya, pen). Shalahuddin-lah yang menghidupkan syari’at Islam di kala itu.[5]

Dalam perkataan lainnya, Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni rahimahullah mengatakan,

فَتَحَهَا مُلُوكُ السُّنَّة مِثْلُ صَلَاحِ الدِّينِ وَظَهَرَتْ فِيهَا كَلِمَةُ السُّنَّةِ الْمُخَالِفَةُ لِلرَّافِضَةِ ثُمَّ صَارَ الْعِلْمُ وَالسُّنَّةُ يَكْثُرُ بِهَا وَيَظْهَرُ

Artinya:

Negeri Mesir kemudian ditaklukkan oleh raja yang berpegang teguh dengan Sunnah yaitu Shalahuddin. Dia yang menampakkan ajaran Nabi yang shahih di kala itu, berseberangan dengan ajaran Rafidhah (Syi’ah). Pada masa dia, akhirnya ilmu dan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam semakin terbesar luas.[6]

Sumber lain mengatakan perayaan Maulid yang sebenarnya diprakarsai oleh Dinasti Fatimiyyun sebagaimana dinyatakan oleh banyak ahli sejarah. Berikut perkataan ahli sejarah mengenai Maulid Nabi.

Al Maqriziy, seorang pakar sejarah mengatakan, “Para khalifah Fatimiyyun memiliki banyak perayaan sepanjang tahun. Ada perayaan tahun baru, hari ‘Asyura, maulid (hari kelahiran) Nabi, maulid Ali bin Abi Thalib, maulid Hasan dan Husain, maulid Fatimah az-Zahra, maulid khalifah yang sedang berkuasa, perayaan malam pertama bulan Rajab, perayaan malam pertengahan bulan Rajab, perayaan malam pertama bulan Sya’ban, perayaan malam pertengahan bulan Rajab, perayaan malam pertama bulan Ramadhan, perayaan malam penutup Ramadhan, perayaan ‘Idul Fithri, perayaan ‘Idul Adha, perayaan ‘Idul Ghadir, perayaan musim dingin dan musim panas, perayaan malam Al Kholij, hari Nauruz (Tahun Baru Persia), hari Al Ghottos, hari Milad (Natal), hari Al Khomisul ‘Adas (3 hari sebelum paskah), dan hari Rukubaat.”[7]

Asy Syaikh Bakhit Al Muti’iy, mufti negeri Mesir dalam kitabnya mengatakan bahwa yang pertama kali mengadakan enam perayaan maulid yaitu: perayaan Maulid (hari kelahiran) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maulid ‘Ali, maulid Fatimah, maulid Al Hasan, maulid Al Husain –radhiyallahu ‘anhum- dan maulid khalifah yang berkuasa saat itu yaitu Al Mu’izh Lidinillah (keturunan ‘Ubaidillah dari dinasti Fatimiyyun) pada tahun 362 H.[8]

Begitu pula Asy Syaikh ‘Ali Mahfuzh dalam kitabnya Al Ibda’ fi Madhoril Ibtida’ (hal. 251) dan Al Ustaz ‘Ali Fikriy dalam Al Muhadhorot Al Fikriyah (hal. 84) juga mengatakan bahwa yang mengadakan perayaan Maulid pertama kali adalah ‘Ubaidiyyun (Fatimiyyun).[9

    Untuk menghormati Kelahiran Nabi Muhammad SAW, MAN Insan Cendekia Lombok Timur membuat suatu agenda yang dimana Remaja Musholla berkolaborasi dengan divisi Keagamaan untuk membuat acara Maulid secara online, mengingat kondisi tidak mendukung untuk melakukannya secara tatap muka, di perayaan maulid kali ini MAN Insan Cendekia Lombok Timur mengusung Tema "Memetik ketauladanan Nabi Muhammad SAW untuk Generasi Millenial". Mau tau bagaimana pembahasan mendalam tema ini? yuk kita bahas bareng!

    Sebelumnya saya ucapkan terimakasih kepada seluruh panitia acara, tidak lupa civitas MAN IC LOTIM, dan Ustadz Muhammad Iflih yang telah menjelaskan dan memberi kajian, serta kawan-kawan yang ada di Remush.


    Rasulullah SAW dalam hidupnya selalu menaati apa yang di perintahkan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW sejak kecil dikenal dengan kesopanannya, adabnya, dan akhlaknya yang begitu dikagumi oleh rakyat, sampai baginda harus pergi menuju alam abadi beliau dikenal dengan akhlaknya, walaupun begitu Rasulullah SAW senantiasa berdoa dan meminta kepada Allah agar diperbaiki akhlaknya ( walaupun beliau adalah seorang nabi yang akhlaknya sangat mulia akan tetapi beliau tidak enggan untuk meminta agar akhlak beliau diperbaiki ), bayangkan saja orang yang terkenal dengan akhlaknya yang begitu baik, bahkan sampai ke penjuru dunia tau bahwa Nabi Muhammad SAW adalah orang yang baik, akan tetapi dia terus meminta untuk diperbaiki lagi? Masyaallah, bagaimana dengan kita? yang sudah pasti tidak bisa seperti Rasulullah SAW, oleh karena itu, mari pelajar muslim, sobat Millenial, kita meminta doa kepada Allah agar diperbaiki Akhlak kita. Aisyah berkata bahwa akhlak Rasulullah Saw adalah Al-Qur'an.

    Syarat keimanan seseorang itu adalah cinta kepada Nabi Muhammad SAW. karena dialah yang paling mencintai kita (umatnya), menyayangi kita yang ada diseluruh muka bumi, sampai ada riwayat (Saat Rasulullah SAW, ketika sakaratul maut, beliau tidak mengingat keluarga, kerabatnya, beliau hanya mengingat umatnya padahal beliau sedang sakaratul maut) Nabi Muhammad Saw sangat mencintai umatnya, dan kita sebagai umatnya juga harus mencintai Rasulullah Saw. -Ucap Ustadz Muhammad Iflih ketika sedang  kajian.

    Maulid adalah peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Nabi Muhammad Saw diutus untuk semesta alam beliau diutus ke kaum jahiliyah, seperti yang kita tau kaum jahiliyah adalah kaum  yang bodoh agama, merendahkan harga diri wanita dan masih banyak hal yang seharusnya tidak dilakukan. beliau diperintahkan Allah SWT untuk membawa kaum jahiliyah ke jalan yang benar, terutama akhlaknya untuk diperbaiki. Banyak sekali kita temukan bangsa Arab yang memperbudak orang msikin, memperlakukan wanita dengan kasar, bahkan sampai membunuh orang yang tak bersalah, dengan kedatangan Nabi Muhammad Saw, sedikit demi sedikit membaik, dari yang suka kasar menjadi sopan, dari yang suka memperbudak menjadi sahabat, beginilah perjuangan Nabi Muhammad saw dalam menegakkan kebenaran. SubhanAllah.

    Rasulullah Saw bisa saja hidup kaya karena beliau memiliki apapun yang beliau inginkan akan tetapi beliau lebih memili menggunakan hartanya untuk hal yang lebih baik seperti orang yang membutuhkan dan lain-lain. oleh karena itu jika kita memiliki harta yang banyak, gunakanlah sebaik mungkin bantu orang yang membutuhkan, Yatim-piatu atau untuk membuat tempat beribadah.

    Dalam perjuangan menebarkan Islam Rasulullah SAW selalu mempunya masalah, masalah terus datang silih berganti tiada henti, bahkan orang terdekatnya pun tidak sedikit yang menentang beliau, namun kesabaran dan usaha tidak pernah berkhianat hingga kini umat islam semakin bertambah. Untuk generasi Millenial, jika kita menginginkan sesuatu mulailah dari sekarang, memang berat, tapi bukankah Rasulullah SAW seperti itu? Beliau di usik, namun kesabaran, dan usaha terus membuat beliau menebarkan islam, mari kita mulai dari sekarang!!!



    



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Punahnya Manusia dalam Islam (Hari Akhir).

SEKOLAH PERJUMPAAN

PESAN SAYYIDINA ALI KEPADA ANAKNYA